Hari itu begitu kelabu
Langit hitam menutupi cakrawala
Diselingi helir angin yang beradu
Hujan deras turun membasahi Metropolitan
Seorang anak dan ibunya berpelukan hangat diruang mimpi
Mereka berlindung dibalik bangunan yang bernama rumah
Juga dengan wanita yang duduk disela pintu
Ia menantikan keindahan setelah kegelapan
Tetesan air yang jatuh dari awan hitam tak kunjung reda
Cahaya kilat pun sesekali menyilaukan mata
Bunyi guntur tak henti berdendang
Bahkan air telah membasahi tempat mereka berdiri
Kini air hampir menenggelamkan mereka
Seorang anak bercucuran airmata dipelukan ibunya
Airmatanya pun berbaur dengan banjir yang menenggelamkan mereka
Tapi mereka hanya mampu menanti pertolongan sebuah solidaritas
Tak lama kemudian pasukan berseragam tiba tuk kemanusiaan
Tapi mereka terlambat untuk menyelamatkan sebuah nyawa
Kini para manusia menyesali kekhilafan mereka pada alam
Mungkin butuh korban supaya manusia sadar
Setelah hari itu langit begitu indah
Tapi mereka yang pergi saat kelabu tak dapat menikmatinya
Kini alam bersiap membalas apa yang manusia lakukan padanya
Kapanpun itu manusia harus siap untuk klimaksnya
No comments:
Post a Comment